SENIN, 26 SEPTEMBER 2022
Penyakit tidak menular, juga dikenal sebagai penyakit kronis dengan durasi yang panjang dan progres penyembuhan yang umumnya lambat. Semua kelompok usia dan semua wilayah di dunia berisiko terkena PTM. Sebanyak 80% kasus penyebab kematian akibat PTM berada di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Adanya peningkatan pesat kasus PTM, diprediksi akan menghambat upaya penaggulangan kemiskinan di negara-negar berpenghasilan rendah dan menengah, karena memaksa pemerintah memprioritaskan biaya pelayanan kesehatan untuk penderita PTM. Beban yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular antara lain meningkatnya kematian prematur dan disabilitas, yang akan berpengaruh terhadap produktivitas dan kependudukan serta berperan pada pertumbuhan ekonomi negara.
Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat dilakukan dengan pendekatan komprehensif yang mengharuskan keterkaitan semua sektor termasuk kesehatan, pembiayaan, pendidikan, pertanian, termasuk dukungan dari luar negeri. Upaya tersebut mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan atau paliatif.
Pada riskesdas tahun 2013, angka obesitas menunjukkan 14,8% sedangkan riskesdas tahun 2018 sebesar 21,8%. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi transisi teknologi yang terjadi dimana segala kemudahan dapat terjangkau melalui alat komunikasi seperti kemudahan mengakses makanan dan minuman siap saji dan transportasi yang berdampak pada konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan serta penurunan aktivitas fisik. Selain itu, transisi demografi juga ikut mempengaruhi. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin tinggi, maka potensi untuk terkena PTM juga bertambah. Penyakit Tidak Menular dapat dikendalikan atau dikontrol sepanjang penderita patuh minum obat sesuai anjuran dokter. Hal yang sangat mungkin untuk mencegah PTM adalah dengan melakukan intervensi pada faktor risiko yang meliputi perilaku merokok, konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan, kurangnya aktivitas fisik serta obesitas.
Hasil riskesdas 2018, prevalensi penyakit tidak menular masih sangat tinggi bahkan cenderung meningkat. Dengan semakin meningkatnya angka prevalensi penyakit tidak menular, maka angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular juga semakin meningkat yang diakibatkan oleh komplikasi yang tidak dikendalikan dengan baik dan benar sesuai dengan standar.
Untuk itu, sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat PTM serta meningkatkan capaian kinerja program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular maka Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, seksi P2P, program PTM melaksanakan kegiatan “Deteksi Dini Faktor Risiko PTM” di dusun Lemerek, Desa Puyung, yang meliputi:
- Deteksi Dini DM, Obesitas, Hipertensi dengan sasaran 400 orang
- Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim dengan sasaran 300 orang
- Deteksi dini gangguan penglihatan dan/atau gangguan pendengaran dengan sasaran 5000 orang
Kegiatan ini, bertujuan untuk mendukung pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM). Adapun hasil kegiatan tersebut, dari 400 sasaran yang di screening di peroleh : orang dengan DM sebanyak 106 orang, obesitas sentral sebanyak 80 orang, dan orang dengan tekanan darah tinggi sebanyak 169 orang. (Penulis: Puji Astri, programer PTM, Dikes Loteng)
Author : Fuji