Praya, 16 September 2022

TBC (Tuberkulosis) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global dan nasional. Indonesia merupakan negara pertama diantara negara-negara dengan beban TBC yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yang berhasil mencapai target Global untuk TBC pada tahun 2006, yaitu 70% penemuan kasus baru TBC BTA positif dan 85% kesembuhan .

Angka prevalensi TBC Indonesia berdasarkan hasil survey prevalensi tahun 2013-2014 adalah 660 per 100.000 penduduk, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban TB yang tinggi di dunia. Capaian program Tuberkulosis di Indonesia hingga Juli 2022 menunjukkan pencapaian indikator angka penemuan kasus (Treatment Coverage) sebesar 28% dan angka keberhasilan pengobatan (Treatment Succes Rate) sebesar 77%. Masih rendahnya pencapaian TC dan TSR tentu menjadi perhatian mengingat kedua indikator tersebut mempengaruhi upaya eliminasi tuberkulosis.

Berdasarkan laporan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB), capaian program TB di Kab. Lombok Tengah periode Januari-Agustus 2022 menunjukkan indikator angka penemuan kasus (Treatment Coverage) sebesar 23,8% dengan angka absolut kasus 738 kasus dan angka keberhasilan pengobatan (Treatment Succes Rate) tahun 2021 sebesar 86% dari terget 90%. Berbagai tantangan yang perlu menjadi perhatian yaitu TBC yang belum ditemukan, TBC-Resisten Obat (TB RO), TB/HIV, TBC-Diabetes, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya. Hal ini memacu pengendalian TBC nasional terus melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan inovasi program termasuk upaya perluasan penggunaan TCM (Tes Cepat Molekuler) untuk mempercepat diagnosis sehingga pasien dapat memperoleh pengobatan sedini mungkin.
Pemeriksaan laboratorium dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) merupakan terobosan dalam percepatan penanggulangan TBC dengan mempermudah akses dan mempercepat diagnosis sehingga pasien khususnya terduga TBC, TBC-RO, TBC-HIV, TBC-DM, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya dapat memperoleh pengobatan sedini mungkin.
Untuk dapat meraih keberhasilan dalam mencapai target program diperlukan penanganan yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan pada semua komponen DOTS, mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring dan evaluasi. Kasus-kasus under-reporting dan under-diagnosis memerlukan upaya monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan penerapan strategi DOTS di Kabupaten Lombok Tengah. Sehingga percepatan penemuan kasus dan eliminasi TBC dapat tercapai.
Pertemuan ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja program TBC di Fasyankes guna mengetahui kendala dan tantangan yang dihadapi serta untuk menyusun rencana tindak lanjut dalam upaya meningkatkan cakupan program P2TB di Kabupaten Lombok Tengah.
author
bu Ratu